Serangkaian nama domain baru generic Top Level Domain (gTLD) yang dikeluarkan oleh ICANN kemungkinan tidak akan berpengaruh banyak terhadap industri Internet apabila dikaitkan dengan tersedianya nama atau alamat Internet yang dapat dipilih oleh konsumen. Pasalnya, sebagian besar perusahaan yang ditunjuk oleh ICANN untuk menjadi administrator nama domain baru tersebut telah memiliki rencana membatasi kepemilikan nama domain dengan cara menerapkan peraturan yang sangat ketat dan tarif yang sangat mahal. Menurut situs bbc.co.uk Rabu (22/11/2000), hal tersebut akan berdampak pada tidak beralihnya tekanan pada nama domain .com yang telah penuh sesak untuk beberapa tahun kedepan. Para konsumen Internet yang frustasi karena sulit mendapatkan nama domain untuk situs mereka tampaknya masih harus sabar menunggu hingga dikeluarkannya serangkaian nama domain baru lagi. Baru setelah itu mereka bisa dengan leluasa memilih nama domain yang mereka kehendaki. Nama domain yang baru saja diluncurkan oleh ICANN pada pertengahan November 2000 adalah .info, .biz, .name, .pro, .museum, .aero dan .co-op. Ketujuh nama domain tersebut menyusul nama domain gTLD yang telah ada sebelumnya yaitu .com, .org, .net, .edu, .mil, dan .gov. Ketujuh gTLD baru tersebut baru akan dapat digunakan pada pertengahan 2001, menunggu pengumuman selanjutnya dari ICANN. ICANN mengeluarkan nama domain baru tersebut karena tuntutan konsumen Internet yang merasa bahwa apabila tergantung kepada nama domain lama di Internet, maka persediaan pilihan nama sudah sangat tipis. Berbarengan dengan dikeluarkannya ketujuh gTLD baru tersebut, ICANN juga menunjuk perusahaan-perusahaan yang berhak menjadi administrator atas nama domain baru tersebut. Masalahnya, seperti telah diberitakan di atas, perusahan-perusahaan yang ditunjuk oleh ICANN tersebut menerapkan syarat yang sulit atau memberikan biaya yang sangat tinggi. Perusahaan Neulevel misalnya, sebagai administrator untuk domain .biz, diberitakan akan mengenakan biaya sekitar USD 2000 untuk setiap pemesanan nama domain baru, dan mengenakan USD 150 sebagai biaya tahunannya. Hal tersebut sangat kontras dengan domain .com yang tarifnya paling mahal sekitar USD 35 untuk pendaftaran pertama dan setiap satu tahun berikutnya. Neulevel juga akan mengkhususkan .biz tersebut hanya untuk perusahaan yang nyata dan eksis dengan tujuan untuk menghentikan aksi cybersquatting. Perusahaan-perusahaan yang ditunjuk oleh ICANN untuk mengurusi gTLD baru yang lain tampaknya juga akan mengikuti jejak Neulevel tersebut. Domain .pro (oleh Registry Pro) hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kualifikasi profesional seperti pengacara, dokter dan akuntan. Lalu .co-op (oleh National Cooperative Business) dan .museum (oleh Museum Domain Management) hanya untuk insitusi bisnis kerjasama dan institusi museum. Kemudian .aero (oleh Sita) hanya untuk industri penerbangan dan luar angkasa. Tampaknya hanya .name (oleh Global Name Registry) saja yang dibuka bebas untuk umum seperti nama domain .com, .net dan .org. Melihat hal tersebut, konsumen Internet patut kuatir karena berarti praktis hanya ada satu saja tambahan nama domain, yakni .name, yang bebas digunakan. Sudah dapat dipastikan, tekanan sementara waktu hanya akan beralih ke .name dan akhirnya akan bernasib sama dengan .com, penuh sesak, dipenuhi calo dan rawan 'pencopet'. Persis seperti di terminal bis dan stasiun kereta.