
Washington, - Peretas yang dipekerjakan oleh Rusia dilaporkan berhasil meretas sistem komputer Gedung Putih Amerika Serikat dan berhasil mendapatkan informasi sensitif. Namun atas laporan ini, Gedung Putih membantah keras.
Dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Rabu (8/4/2015), wakil penasihat keamanan nasional AS, Ben Rhodes menyatakan bahwa serangan dunia maya yang terjadi tahun lalu terhadap sistem komputer Departemen Luar Negeri AS, tidak ikut menimpa sistem komputer rahasia Gedung Putih. Namun Rhodes juga tidak membantah saat ditanya apakah Rusia di balik peretasan tersebut.
"Memang terjadi suatu kejadian tahun lalu. Kami memiliki sistem rahasia yang masih aman," sebut Ben Rhodes.
"Kami tidak berbicara mengenai asal serangan dunia maya," tegas Rhodes.
Media ternama AS, CNN sebelumnya melaporkan bahwa Rusia ada di belakangan serangan dunia maya yang menimpa sistem komputer Departemen Luar Negeri AS pada Oktober 2014 lalu. CNN juga menyebut bahwa serangan itu juga menimpa sistem komputer rahasia Gedung Putih yang juga menjadi kantor Presiden Obama.
Secara terpisah, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Mark Stroh menuturkan kepada AFP bahwa laporan CNN tersebut berspekulasi soal siapa yang ada di balik serangan dunia maya yang sempat mempengaruhi jaringan komputer rahasia pada Executive Office of the President.
Executive Office pada Gedung Putih terdiri atas kantor para penasihat terdekat Obama, termasuk Dewan Keamanan Nasional dan Dewan Penasihat Ekonomi serta kantor staf Wakil Presiden AS.
Sistem komputer tersebut terpisah dengan sistem komputer rahasia yang biasa digunakan untuk bertukar informasi sensitif soal aktivitas di dalam Gedung Putih, seperti salah satunya informasi detail soal pergerakan Presiden AS.
"Aktivitas semacam ini menjadi hal yang kami anggap serius," terang Stroh.
"Kami segera mengambil langkah untuk mengevaluasi dan mengurangi aktivitas," imbuhnya.
Baru-baru ini Obama memerintahkan dibentuknya program sanksi baru yang bisa memblokir aset dari hacker AS maupun asing serta perusahaan-perusahaan yang mengambil untung dari serangan dunia maya. Obama menyebut ancaman serangan dunia maya merupakan 'darurat nasional'.
"Mulai hari ini, kami akan memberi pemberitahuan kepada mereka yang berpotensi mengancam keamanan maupun ekonomi kita," ucap Obama.
Selama ini, China, Rusia dan Iran memang dilihat sebagai negara yang paling aktif dalam perang dunia maya.