
Jakarta - Pemerintah Ukraina menyebut bahwa bandara utamanya yang bernama Boryspil menjadi target serangan cyber. Jaringan komputer pengatur lalu lintas udara (air traffic control/ATC) mereka pun turut menjadi korban serangan tersebut.
Laporan ini dikeluarkan oleh Computer Emergency Response Team (CERT-UA) milik pemerintah Ukraina, yang menyatakan bahwa serangan tersebut berasal dari Rusia. "Perhatian kepada semua sistem administrator; kami merekomendasikan pengecekan log-files dan informasi traffic," tulis CERT-UA dalam pernyataannya.
"Pusat kontrol dari server di mana serangan itu berada di Rusia," tambah juru bicara militer Ukraina Andriy Lysenko. Namun ia juga menyatakan bahwa malware yang menjadi inti dari serangan tersebut sudah berhasil dinetralisir sebelum menyebabkan kerusakan.
Sementara juru bicara bandara Boryspil mengatakan bahwa pihak berwajib saat ini menginvestigasi apakah malware tersebut terkait dengan malware bernama BlackEnergy. "Ada beberapa bukti yang membuat keduanya terlihat punya kaitan," ujarnya.
BlackEnergy ini terlibat dengan serangan cyber lain yang menyerang sejumlah instalasi penting di Ukraina pada bulan Desember lalu. Saat itu, tiga pembangkit listrik di Ukraina mengalami mati mendadak akibat serangan malware tersebut.
Sejumlah ahli menyatakan bahwa insiden tersebut adalah serangan cyber pertama yang bisa menyebabkan matinya jaringan listrik. Serangan tersebut kemudian dideteksi berasal dari sebuah kelompok asal Rusia bernama Sandworm.
Aksi malware BlackEnergy pertama digunakan pada tahun 2007. Namun saat hubungan antara Rusia dan Ukraina memanas, versi baru dari BlackEnergy kembali beraksi dan dipakai untuk menyerang Ukraina.
BlackEnergy didesain untuk mengumpulkan dan mencuri bermacam informasi personal dari korbannya, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (19/1/2016).
(asj/rou)