
Jakarta - Banyak pelaku e-commerce Indonesia melakukan perang harga untuk memenangkan persaingan. Namun tidak demikian Bukalapak, mereka lebih memilih untuk fokus pada keberlangsungan bisnisnya.
Hal tersebut disampaikan oleh pendiri sekaligus CEO Bukalapak Achmad Zaky saat ditemui usai diskusi Hypergrowth Through Data Science, Senin malam (23/11/2015). Dikatakan Zaky, untuk bertahan di tengah persaingan memang perlu strategi jitu. Tapi pihaknya tidak memilih untuk menggunakan taktik perang harga.
"Most of player saat ini melakukan perang harga. Tetapi Bukalapak gak mau ikut-ikutan. Kecuali, kalau ada event tertentu seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) dan Lebaran, kita ikutan melakukan diskon. Tapi di luar dari itu kami tidak akan memberikan diskon besar-besaran," ujarnya.
Zaky enggan mengomentari lebih banyak terakit perang harga yang dilakukan kompetitor. Menurutnya, setiap perusahaan punya stategi yang berbeda. Bisa jadi perang harga dilakukan guna mendorong masyarakat agar terbiasa berbelanja online.
"Bisa saja mereka memiliki misi lain seperti memberikan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan belanja online. Tapi yang jelas, Bukalapak gak ikut-ikutan soal itu. Bagi kami, lebih mementingkan sustainable perusahaan," pungkasnya.
(afr/ash)