Jokowi Boleh Saja Boyong Balon Google, Asalkan..

Unknown - Achmad Rouzni Noor II - detikinet, 20 Oct 2015


Balon udara Project Loon (gettyimages)

Jakarta - Rencana Presiden Joko Widodo menghadirkan balon raksasa milik Google untuk mendistribusikan akses internet dipastikan tak akan mendapat tentangan. Telkom sendiri mengaku setuju-setuju saja asalkan pemerintah mau memperhatikan sejumlah pertimbangan.‎

‎"Telkom tidak menentang rencana Presiden RI untuk mendatangkan balon Google ke Indonesia sepanjang rencana implementasi tersebut mempertimbangkan beberapa hal," kata Direktur‎ Innovation and Strategic Portfolio Telkom, Indra Utoyo, kepada detikINET, Senin (19/10/2015).

Pertimbangan yang dimaksud Indra, antara lain, implementasi tersebut ditujukan pada daerah-daerah terpencil atau remote area dimana daerah tersebut belum atau sulit terjangkau oleh infrastruktur broadbandkhususnya di Kawasan Timur Indonesia.

"Implementasi balon Google harus bermitra dengan operator telekomunikasi nasional," lanjut Indra yang juga menjabat Ketua Umum Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi (MIKTI).

Telkom dalam kesempatan ini juga berharap peran pemerintah dalam upaya pemerataan broadband hingga ke pelosok patut didukung dengan tetap mempertimbangkan kepentingan bisnis atau industri telekomunikasi nasional.‎

"Telkom senantiasa mendukung dan berperan aktif terhadap upaya pemerintah untuk melakukan pemerataan pembangunan guna memajukan kesejakteraan masyarakat secara menyeluruh," pungkas Indra.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam rencana pertemuan antara Presiden Jokowi dan Google dalam kunjungannya ke Amerika Serikat, pekan depan, salah satu agenda yang akan dibahas adalah akses internet nirkabel ke Papua dan wilayah Indonesia Timur lainnya.

Salah satu yang diminta oleh Jokowi, seperti diungkapkan oleh Menpolhukam Luhut Panjaitan dalam pemberitaan Reuters, adalah meminta balon pintar internet Google bisa sampai ke daerah terpencil di Indonesia.‎

Balon pintar yang mampu menyambungkan akses internet buatan Google ini dinamai Project Loon. Di Australia, Google telah melakukan ujicoba dengan merangkul operator telekomunikasi setempat, Telstra -- yang notabene merupakan salah satu mitra Telkom.‎

Cara Project Loon ini bekerja adalah dengan meluncurkan 20 balon udara di bagian barat Quennsland. Google tidak membeli atau menyewa frekuensi di Negeri Kanguru tersebut.

Dalam proyek ini, Telstra memberi izin pada Project Loon untuk mengakses jaringan BTS memanfaatkan spektrum frekuensi 2,6 GHz. Nantinya, warga akan menerima koneksi Wi-Fi di perangkat komputernya.

Balon udara yang dikembangkan Google ini masih dalam tahap pengembangan dari laboratorium Google X. Ia telah menjalankan uji coba terbang di Amerika Serikat dan Selandia Baru dalam dua tahun terakhir. 

Selama melakukan uji coba sempat terjadi kecelakaan dalam uji terbang. Di Amerika Serikat, balon udara ini terbang rendah dan menghancurkan jaringan listrik dan mengganggu pasokan listrik untuk beberapa rumah di sekitar Washington.

Di Selandia Baru, balon mendarat di laut dan diidentifikasi sebagai pesawat jatuh yang memicu petugas untuk melakukan evakuasi darurat, padahal di sana tidak terdapat manusia.

Pihak Google berkata agak sulit mengendalikan balon udara agar tetap stabil di satu titik karena diterpa hembusan angin yang kencang di Selandia Baru.‎

(rou/asj) 

Berita Terkait