Pelan-pelan Menghapus 'Noda' Blank Spot

Unknown - Ardhi Suryadhi - detikinet, 08 Jun 2015

http://images.detik.com/content/2015/06/07/328/telkom1.jpg
Bali - Beberapa tahun lalu, keluhan seperti ini masih sering terdengar: 'Nggak ada sinyal nih di sini, nanti pindah tempat dulu'. Tapi itu dulu. Kini, 'noda' blankspot itu perlahan mulai hilang.

Ya, memang belum semua wilayah yang diisi oleh penduduk Indonesia bisa menikmati layanan telekomunikasi seluler. Namun setidaknya, secara bertahap operator sudah masuk ke pedalaman, tak lagi bermain di kota besar.

Telkomsel sendiri, sebagai operator seluler paling besar di Indonesia dengan lebih dari 142 juta pelanggan, mengaku sudah eksis dari Sabang sampai Merauke dengan meng-cover 98% populasi Indonesia.

Direktur Network Telkomsel Sukardi Silalahi menuturkan, pembangunan BTS (Base Transceiver Station) yang dilakukan Telkomsel terus digenjot setiap tahunnya. Dimana hingga saat ini Telkomsel telah memiliki 95.000 BTS, dimana sekitar 50% di antaranya merupakan BTS 3G yang mampu melayani bandwidth Internet sebesar 427 Gbps (Giga bit per second). 

"Target kita 100 ribu BTS sampai akhir tahun 2015," tegasnya, saat pemaparan uji jaringan untuk menyambut bulan Ramadan di Bali.

Sukardi mengatakan, tugas Telkomsel untuk memastikan munculnya sinyal di ponsel pengguna tak mudah, baik itu di kota maupun di pedalaman. Di kota misalnya, hambatan datang dari gedung-gedung yang menjulang, belum lagi dengan munculnya repeater ilegal yang menyebabkan interferensi (gangguan) sinyal. Sementara di daerah pedalaman, kondisi geografis -- entah itu berbukit dan hutan -- jadi tantangan yang harus ditaklukkan.

"Kita sudah memiliki wilayah yang masuk dalam area True Broadband Experience (TrueBex), dimana salah satu acuannya minimal kecepatan data 1 Mbps dan lainnya. Tapi tentu belum semua area kita berikan, karena terkendalan investasi," lanjutnya.Lantas bagaimana di daerah? Terakhir, Telkomsel meresmikan beroperasinya Base Transceiver Station (BTS) di Desa Kewar, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berlokasi kurang dari satu kilometer dengan perbatasan Timor Leste. 


Sehingga kini sudah ada 441 BTS di pulau dan wilayah terdepan perbatasan negara yang telah terlayani jaringan operator yang identik dengan warna merah itu, seperti Pulau Laut di Natuna berbatasan dengan Vietnam, Pulau Kisar perbatasan Timor Leste, Sei Nyamuk Nunukan dan Entikong perbatasan Malaysia, Pulau Breueh di Aceh berbatasan dengan Thailand, Marore dan Miangas perbatasan Filipina, Pulau Rote dan Sabu berbatasan dengan Australia, serta Papua berbatasan dengan Papua Nugini.

Khusus untuk bulan Ramadan, Telkomsel juga telah melakukan pengecekan jaringan sejauh ribuan kilometer di jalur mudik. Detailnya adalah 2.255 km di sepanjang jalur mudik Pulau Jawa, 1.689 km di jalur kereta Pulau Jawa, 6.135 km jalur mudik Pulau Sumatera, serta 147 km dari Banyuwangi ke Denpasar. 

"Hasilnya sudah bagus tak ada lagi blank spot. Paling ada beberapa area yang bertanda merah. "Ini bukan lantaran ketiadaan sinyal, tetapi hanya pancaran sinyalnya yang masih kurang. Tapi akan terus kita kebut (optimalisasi jaringan-red.) sampai seminggu sebelum Lebaran atau masuk frozen period, dimana kita gak boleh lagi melakukan perubahan di network," kata Hanang Setiohargo, VP Network Quality Management Telkomsel.

Berita Terkait