Ilustrasi (gettyimages)San Diego - Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) yang membayangi Qualcomm terjadi juga. Raksasa produsen chip ini baru saja membuat keputusan merumahkan 1.300 karyawannya.
Adapun yang terkena dampak PHK terbanyak adalah para pekerja full timeyang berkantor di markas Qualcomm di San Diego, Amerika Serikat. Hal ini juga menimpa ratusan karyawan Qualcomm di wilayah lain.
Secara rinci, Qualcomm mengonfirmasikan pemangkasan 130 karyawan di San Francisco Bay Area, 158 di Boulder, Colorado dan 65 di Andover, Massachusetts.
Dikutip dari AFP, Senin (21/9/2015), Qualcomm sudah memberikan email pemberitahuan, 60 hari sebelum PHK diberlakukan. Hari terakhir bekerja para karyawan di San Diego adalah 20 November 2015.
"Perusahaan menyediakan bantuan outplacement dan pesangon bagi karyawan yang terkena PHK," ujar President Qualcomm Derek Aberle.
Juli silam, Qualcomm mengumumkan rencananya memangkas 15% pekerjanya secara global, atau sekitar 31.300 karyawan hingga tahun depan.
Meski masih berstatus sebagai produsen chip ternama, Qualcomm sejatinya tengah berjuang untuk mempertahankan posisinya di industri. Tantangan terbesar datang dari perusahaan Taiwan MediaTek yang sukses menggaet pasar dengan chip berharga murah.
Hal inilah yang dinilai menjadi hantaman terbesar terhadap bisnis Qualcomm. Terbukti pada laporan kuartal kedua di bulan April lalu, profit perusahaan yang bermarkas di San Diego, Amerika Serikat itu anjlok 46%.
Tak ayal, dengan kondisi keuangan yang demikian, keputusan Qualcomm untuk melakukan efisiensi dengan cara merumahkan karyawan sepertinya tak bisa dihindarkan.
(rns/ash)
Adapun yang terkena dampak PHK terbanyak adalah para pekerja full timeyang berkantor di markas Qualcomm di San Diego, Amerika Serikat. Hal ini juga menimpa ratusan karyawan Qualcomm di wilayah lain.
Secara rinci, Qualcomm mengonfirmasikan pemangkasan 130 karyawan di San Francisco Bay Area, 158 di Boulder, Colorado dan 65 di Andover, Massachusetts.
Dikutip dari AFP, Senin (21/9/2015), Qualcomm sudah memberikan email pemberitahuan, 60 hari sebelum PHK diberlakukan. Hari terakhir bekerja para karyawan di San Diego adalah 20 November 2015.
"Perusahaan menyediakan bantuan outplacement dan pesangon bagi karyawan yang terkena PHK," ujar President Qualcomm Derek Aberle.
Juli silam, Qualcomm mengumumkan rencananya memangkas 15% pekerjanya secara global, atau sekitar 31.300 karyawan hingga tahun depan.
Meski masih berstatus sebagai produsen chip ternama, Qualcomm sejatinya tengah berjuang untuk mempertahankan posisinya di industri. Tantangan terbesar datang dari perusahaan Taiwan MediaTek yang sukses menggaet pasar dengan chip berharga murah.
Hal inilah yang dinilai menjadi hantaman terbesar terhadap bisnis Qualcomm. Terbukti pada laporan kuartal kedua di bulan April lalu, profit perusahaan yang bermarkas di San Diego, Amerika Serikat itu anjlok 46%.
Tak ayal, dengan kondisi keuangan yang demikian, keputusan Qualcomm untuk melakukan efisiensi dengan cara merumahkan karyawan sepertinya tak bisa dihindarkan.
(rns/ash)